#review; Keep the Aspidistra Flying.

Haiii!
Aku kembali dengan buku lainnya yang #AkhirnyaBeresJuga kubaca hari ini, kali ini aku bersama dengan George Orwell dan karyanya yang membuatku cukup frustrasi pada tokoh utamanyasaat membaca!

Title : Keep the Aspidistra Flying

Author : George Orwell

Saat menutup buku ini, ada satu hal yang aku pertanyakan dalam kepala; 
"Apa yang lebih penting saat kau menjalani kehidupan : berpegang teguh pada prinsip yang kau yakini namun membuat hidupmu terperosok dalam jurang kemiskinan yang amat dalam atau meninggalkan prinsipmu dan hidup dengan lebih nyaman dan berkecukupan?"


Gordon Comstock  seorang lelaki yang pesimis, penuh keluhan, dan keras kepala! Membacanya membuatku sungguh sebal dengan karakter ini. Kebenciannya pada sistem kapitalisme dan keluhannya terhadap uang, membuatnya menjadi skeptis terhadap hal-hal yang dimiliki orang lain. Lebih menyebalkannya lagi, saat prinsip itu dibalut dengan idealisme dan rasa gengsi yang amat tinggi. 

Mencoba melarikan diri dari sistem ekonomi ternyata memang tidak mudah, tentunya hal itu adalah sebuah ambisi pemberontakan yang menyiksa diri sendiri. Uang, uang, dan uang yang selalu terasa menjadi hambatan dan keluhan. Uang selalu jadi momok yang menakutkan. Bahkan bercinta jadi tidak terasa menyenangkan ketika kita tidak lagi memiliki uang yang cukup untuk menjalani kehidupan! Gordon, kamu sungguh menyebalkan! Kalau saja aku bertemu orang dengan karakter dan sikap seperti Gordon Comstock dalam cerita ini, mungkin aku sudah pukul kepalanya atau paling minimal aku akan menjauhinya dari kehidupanku sehari-hari. Orang seperti ini sudah pasti jadi toxic dalam hidupku!

Sekali lagi, George Orwell membuat sebuah karya yang sangat ringan untuk dibaca namun kaya akan makna, seperti biasanya. Kali ini, aku sungguh-sungguh dibuat frustrasi oleh tokoh utamanya, seorang penyair yang merasa dirinya sudah menjadi manusia yang gagal, namun enggan untuk terjebak dalam sistem kapitalisme yang membuatnya merasa seperti kaum rendahan. 

Kembali lagi ke pertanyaan yang berputar di dalam kepalaku saat aku selesai membaca buku ini, sepertinya aku akan memilih melepaskan prinsip dan hidup sebagaimana kaum kapitalisme yang mengikuti sistem dan aturan yang berlaku di masyarakat, sembari meneruskan kegiatanku menjadi penyair untuk sekedar memuaskan diriku dengan hobi. Hmm...
Terlepas dari latar cerita, buku ini sepertinya akan sangat cocok dibaca oleh para kaum pekerja di zaman sekarang. Coba saja, maka kau akan merasakan kerasnya tertampar oleh realita!


Comments