#review; Lolita.

Halo!
Aku kembali setelah #AkhirnyaBeresJuga membaca "Lolita" yang sukses membuatku merinding sepanjang membaca. Yuk, langsung kita ulas saja!


Judul : Lolita

Penulis : Vladimir Nabokov

Jujur saja, rasanya kepala ini ingin meledak setiap membaca kalimat yang tertuang dalam buku ini! Kisah Lolita ditulis dari sudut pandang orang pertama dalam format memoar atau seperti jurnal pribadi pemiliknya, membuatku sulit untuk menghindari imajinasi seorang pedofilia yang sedang di mabuk cinta pada seorang "peri asmara"  begitulah cara Ia memanggil gadis kecilnya, yang Ia beri nama "Lolita". Mau tidak mau, aku harus "masuk" dan tenggelam mengarungi pola pikir sang tokoh utama yang berantakan dan penuh lompatan yang tidak beraturan. 


Jika saja tokoh utama dalam buku ini diceritakan berpasangan dengan seorang perempuan yang seumuran dengannya, atau paling tidak, bukan seorang anak yang baru akan beranjak remaja, mungkin kisah ini bisa jadi sebuah kisah cinta yang romantis, penuh petualangan dan kegilaan yang tak terduga, dan bisa jadi membuat iri para perempuan yang membacanya (termasuk aku juga!), karena didalam kisah ini kau akan menemukan pengalaman bagaimana rasanya dicintai begitu dalam oleh seorang lelaki yang begitu memujamu dari segala aspek, fisikmu, caramu berperilaku, sikapmu, bahkan senyumanmu yang indah dan mempesona.

Namun masalahnya, lelaki berusia paruh baya ini mencintai gadis yang merupakan anak tirinya yang berusia 13 tahun! Terlebih dengan sekuat tenaga dan segala jerih payahnya dan astaga..... romantisisme tentang jalan pikiran seorang pedofilia sukses membuatku meringis dan mengerutkan dahi tiap membaca sudut pandangnya terhadap seorang gadis belia! Sampai aku mual membacanya, saking terlalu dalam dan kacau pikiran Humbert tua ini untuk diselami sebanyak kurang lebih 400 halaman!

Terlepas dari kondisi dan latar cerita tentang seorang pedofilia, aku baru saja tertampar oleh kisah cinta yang cukup mengenaskan. Cinta adalah sesuatu yang indah, Ia bisa saja abadi dan tak pernah mati, namun apapun yang porsinya berlebihan, termasuk cinta, akan membuatmu berakhir mengenaskan. Maka, apapun itu, secukupnya saja. Mencintai juga butuh jeda. Dari kisah Lolita aku belajar bahwa dicintai juga tak selalu nikmat rasanya. 

Ah, kepala dan dadaku rasanya campur aduk, Lolita..


Comments